Menyantuni anak-anak yatim adalah salah satu perbuatan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Anak yatim adalah mereka yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia dewasa. Kehilangan figur ayah tentu membawa dampak besar dalam kehidupan anak, baik dari sisi emosional maupun finansial. Oleh sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menaruh perhatian yang besar terhadap hak-hak anak yatim, agar mereka tidak merasa terpinggirkan dalam masyarakat. Terdapat banyak keuntungan yang diperoleh seseorang ketika ia ikhlas menyantuni anak-anak yatim, baik keuntungan di dunia maupun di akhirat.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mencari cara untuk mendapatkan keberkahan hidup. Mereka bekerja keras, berbisnis, dan beramal dengan harapan hidupnya dipenuhi keberuntungan dan kebaikan. Namun, tidak semua orang menyadari bahwa salah satu jalan tercepat meraih keberkahan adalah dengan menyayangi dan membantu anak-anak yatim. Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” sambil beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, serta merenggangkan keduanya. Hadist ini menggambarkan betapa dekatnya posisi orang yang menyantuni anak yatim dengan Nabi di surga kelak.
Menyantuni anak yatim tidak hanya berupa memberikan materi, tetapi juga perhatian, kasih sayang, dan dukungan moral. Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, anak yatim sangat membutuhkan sosok pengganti yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Ketika seseorang menyayangi anak yatim, ia telah menunaikan salah satu bentuk kepedulian sosial yang diajarkan dalam Islam. Kepedulian semacam ini tidak hanya memperbaiki kehidupan anak yatim, tetapi juga membersihkan hati orang yang memberi. Dengan menyantuni anak yatim, hati seseorang menjadi lembut, jauh dari sifat keras dan kikir.
Keuntungan lain dari menyantuni anak yatim adalah mendapatkan doa-doa yang tulus dari mereka. Doa anak yatim sangat mustajab karena berasal dari hati yang polos dan tulus. Ketika anak yatim mendoakan seseorang yang telah membantu mereka, doa itu akan menembus langit dan sampai kepada Allah tanpa penghalang. Dalam kehidupan sehari-hari, doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi berbagai kesulitan. Oleh karena itu, menyantuni anak yatim merupakan investasi spiritual yang sangat berharga.
Selain itu, dengan menyantuni anak yatim, seseorang akan dijauhkan dari sifat egois dan individualis. Hidup di tengah masyarakat menuntut seseorang untuk peduli terhadap sesama. Dengan peduli kepada anak yatim, seseorang belajar untuk berbagi, merasakan penderitaan orang lain, dan tidak terjebak dalam keegoisan diri sendiri. Hal ini akan membentuk pribadi yang rendah hati, empatik, dan penyayang. Sifat-sifat inilah yang akan mendekatkan seseorang kepada ridha Allah.
Dalam Al-Qur’an, Allah berulang kali menyebutkan tentang pentingnya memperhatikan anak yatim. Dalam Surah Al-Ma’un ayat 1-3, Allah berfirman, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak peduli kepada anak yatim tergolong sebagai pendusta agama. Maka, menyantuni anak yatim bukan sekadar amalan sunnah, tetapi juga salah satu indikator keimanan seseorang.
Lebih jauh lagi, menyantuni anak yatim juga membuka pintu rezeki. Allah Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Barang siapa yang menyayangi makhluk-Nya, maka Allah akan menyayangi dia. Ketika seseorang menyisihkan sebagian hartanya untuk anak yatim, Allah akan mengganti dengan rezeki yang lebih baik. Bahkan, rezeki itu bisa datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Saba’ ayat 39, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”
Menyantuni anak yatim juga bisa menjadi sebab turunnya ketenangan hati. Banyak orang merasa gelisah dalam hidupnya, merasa hampa meskipun bergelimang harta. Ketika seseorang membantu anak yatim dengan ikhlas, ia merasakan ketenangan yang tidak bisa diukur dengan materi. Ada kebahagiaan batin yang lahir dari rasa syukur dan empati kepada sesama. Hal ini tidak dapat diperoleh melalui kekayaan atau jabatan.
Tidak kalah pentingnya, menyantuni anak yatim dapat menjadi penolong di akhirat kelak. Amal baik yang dilakukan di dunia akan menjadi pemberat timbangan kebaikan di hari kiamat. Setiap tetes air mata bahagia anak yatim yang tersenyum karena uluran tangan seseorang, akan menjadi saksi kebaikan di hadapan Allah. Maka dari itu, jangan pernah meremehkan sekecil apa pun bantuan kepada anak yatim, karena bisa jadi itulah yang menyelamatkan kita kelak.
Keuntungan lain yang tidak kalah besar adalah mendapatkan cinta dari sesama manusia. Orang yang dermawan, terlebih kepada anak yatim, akan dihormati dan dicintai oleh masyarakat. Ia akan dikenang sebagai orang baik yang peduli terhadap nasib generasi penerus bangsa. Dengan begitu, kebaikannya tidak hanya berhenti pada dirinya, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk berbuat hal serupa.
Begitu banyak keuntungan menyantuni anak yatim, baik yang bersifat spiritual, emosional, maupun sosial. Oleh sebab itu, jangan tunda lagi untuk memulai kebaikan ini. Buka hati, ulurkan tangan, dan bahagiakan anak-anak yatim yang membutuhkan kasih sayang. Karena pada hakikatnya, kita menolong diri kita sendiri ketika membantu mereka. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad ﷺ, “Siapa yang menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan satu kesusahan darinya pada hari kiamat.” (HR. Muslim).