Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, pertanyaan mengenai bagaimana asal-usul dan arah perjalanan umat manusia menjadi sangat penting. Al-Qur’an, sebagai kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ, tidak hanya menjadi pedoman hidup umat Islam, tetapi juga mengandung kisah, pelajaran, dan petunjuk mengenai perjalanan umat manusia dari awal penciptaan hingga hari kiamat.
Awal Penciptaan: Manusia dari Tanah
Perjalanan manusia menurut Al-Qur’an dimulai dari penciptaan Nabi Adam عليه السلام, yang dijadikan dari tanah liat. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa asal mula manusia bukanlah dari proses kebetulan, melainkan dari kehendak dan kekuasaan Allah.
Ditiupkan Ruh: Kehidupan Dimulai
Setelah diciptakan bentuknya, Allah meniupkan ruh ke dalam jasad Adam. Inilah saat pertama kali kehidupan manusia dimulai. Al-Qur’an menyebutkan:
“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya…” (QS. As-Sajdah: 9)
Dengan ditiupkannya ruh, manusia menjadi makhluk yang memiliki akal, perasaan, kehendak, dan tanggung jawab. Inilah fase pertama dari perjalanan umat manusia.
Ujian di Surga: Awal dari Kehidupan Duniawi
Setelah penciptaan, Adam عليه السلام dan istrinya, Hawa, diuji oleh Allah di surga. Mereka dilarang mendekati pohon tertentu, namun setan berhasil menggoda mereka. Allah berfirman:
“Lalu setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya… Maka keduanya pun tergoda dan makan dari pohon itu.” (QS. Al-A’raf: 20-22)
Kejadian ini menjadi sebab diturunkannya manusia ke bumi. Namun, bukan sebagai hukuman mutlak, melainkan sebagai awal dari misi besar manusia: menjadi khalifah di bumi.
Manusia sebagai Khalifah
Salah satu tujuan utama penciptaan manusia adalah menjadi khalifah (wakil) Allah di bumi. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'” (QS. Al-Baqarah: 30)
Tugas kekhalifahan ini mencakup membangun peradaban, menegakkan keadilan, serta menyebarkan kebaikan dan tauhid di muka bumi.
Umat-umat Sebelumnya: Kisah dan Pelajaran
Al-Qur’an mengisahkan berbagai umat terdahulu seperti kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Luth, dan Bani Israil. Setiap kisah memuat pelajaran moral, spiritual, dan sosial.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal…” (QS. Yusuf: 111)
Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana perjalanan umat manusia sering kali penuh tantangan, namun selalu ada rahmat dan petunjuk bagi mereka yang taat kepada Allah.
Nabi Muhammad ﷺ dan Umat Akhir Zaman
Umat Nabi Muhammad ﷺ adalah umat terakhir sebelum datangnya hari kiamat. Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam:
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Umat ini diberi keistimewaan, di antaranya adalah kemudahan dalam syariat, keringanan dalam ibadah, dan kesempatan taubat hingga akhir hayat.
Kehidupan Dunia: Sementara dan Menipu
Perjalanan umat manusia tidak terlepas dari fitnah dunia. Allah memperingatkan:
“Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Dunia adalah tempat ujian, bukan tujuan akhir. Manusia diuji dengan harta, anak, kekuasaan, dan berbagai nikmat lainnya.
Kematian dan Kehidupan Akhirat
Setiap yang hidup pasti akan mati. Kematian adalah gerbang menuju kehidupan abadi. Al-Qur’an menyebutkan:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Setelah mati, manusia akan dibangkitkan, dihisab, lalu diberi balasan sesuai amalnya: surga atau neraka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang paling siap menghadapinya dengan amal salih.” (HR. Ibnu Majah)
Hadist ini mempertegas pentingnya menyadari perjalanan kita bukan hanya untuk dunia, tapi juga akhirat.
Perjalanan umat manusia dalam Al-Qur’an adalah perjalanan yang penuh makna, mulai dari penciptaan, penugasan sebagai khalifah, ujian dunia, hingga kembali kepada Allah di akhirat. Semua tahapan ini bukanlah kebetulan, tetapi dirancang secara teliti oleh Allah yang Maha Bijaksana. Dengan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi ﷺ, kita akan lebih sadar akan arah hidup ini dan bagaimana seharusnya kita menjalaninya.
Semoga kita termasuk golongan yang memahami tujuan hidup, mengikuti jejak para nabi, dan kembali kepada Allah dalam keadaan diridhai.