Pertanyaan ini sering muncul dalam benak kaum Muslimin, terutama ketika melihat tetangga, teman kerja, atau kerabat non-Muslim mengalami musibah, seperti meninggalnya anggota keluarga mereka. Dalam konteks sosial, wajar jika kita ingin menyampaikan empati dan kepedulian. Namun, dalam bingkai syariat Islam, perlu ada kehati-hatian agar tidak melanggar batas-batas akidah.
Islam adalah Agama Kasih Sayang dan Adab
Islam datang sebagai rahmat untuk seluruh alam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat ini menunjukkan bahwa sifat dasar dakwah Islam adalah kasih sayang, bukan kebencian. Oleh karena itu, bersikap baik, sopan, dan menunjukkan empati kepada non-Muslim bukanlah perkara yang dilarang secara mutlak, selama tidak bertentangan dengan prinsip tauhid.
Makna Ucapan Belasungkawa
Ucapan belasungkawa seperti “Turut berduka cita” atau “Saya turut bersedih atas kepergian orang tua Anda” pada dasarnya adalah ekspresi kesedihan dan empati. Tidak ada unsur doa keselamatan akhirat di dalamnya. Oleh karena itu, jika diucapkan dengan niat menunjukkan kepedulian kemanusiaan, maka hal itu diperbolehkan.
Dalil dan Pandangan Ulama
Sebagian ulama membolehkan mengucapkan ungkapan belasungkawa kepada non-Muslim, selama isi ucapannya tidak mengandung pengakuan terhadap keyakinan mereka atau mendoakan mereka masuk surga. Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam “Al-Majmu’” bahwa seorang Muslim boleh menyampaikan ucapan belasungkawa kepada non-Muslim dengan ucapan yang baik.
Namun, para ulama juga memperingatkan agar tidak sampai mendoakan ampunan atau keselamatan akhirat bagi non-Muslim yang telah meninggal, karena hal itu dilarang dalam Al-Qur’an:
“Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik, walaupun mereka itu kaum kerabat (sendiri), setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. At-Taubah: 113)
Ayat ini menjadi batas yang sangat jelas antara empati sosial dan akidah.
Teladan Rasulullah ﷺ dalam Bersikap kepada Non-Muslim
Rasulullah ﷺ adalah manusia paling lembut dan penuh kasih. Beliau tetap berinteraksi secara manusiawi dengan orang-orang non-Muslim, bahkan memperlakukan mereka dengan penuh adab. Dalam hadits shahih riwayat Bukhari:
“Pernah dibawa kepada Nabi ﷺ jenazah seorang Yahudi. Maka Nabi berdiri. Para sahabat berkata, ‘Itu jenazah seorang Yahudi.’ Nabi menjawab, ‘Bukankah dia juga manusia?'” (HR. Bukhari no. 1312)
Hadits ini menunjukkan penghormatan Rasulullah ﷺ terhadap kemanusiaan, tanpa melanggar batas aqidah. Rasulullah tidak mendoakan keselamatan akhirat, tetapi tetap menunjukkan rasa hormat terhadap jenazah karena ia adalah manusia ciptaan Allah.
Kalimat yang Tepat Saat Mengucapkan Belasungkawa
Jika ingin menyampaikan empati kepada non-Muslim yang sedang berduka, sebaiknya memilih kalimat yang netral dan tidak mengandung unsur doa akhirat. Contoh:
“Saya turut berduka atas musibah ini.”
“Semoga Anda diberikan ketabahan dan kekuatan.”
“Kami ikut bersedih atas kehilangan ini.”
Ucapan-ucapan tersebut mengekspresikan simpati tanpa mendoakan ampunan atau surga bagi yang wafat.
Hikmah Sosial di Balik Ucapan Belasungkawa
Dengan menunjukkan empati dan kepedulian, kita bisa memperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang beradab dan penuh kasih. Hal ini bisa menjadi jalan masuk untuk membuka hati non-Muslim terhadap keindahan ajaran Islam.
Dalam sebuah hadist:
“Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya buruk.” (HR. Muslim)
Hadist ini mendorong kita untuk bersikap lembut dan penuh hikmah, termasuk dalam situasi duka.
Mengucapkan turut berduka cita kepada non-Muslim diperbolehkan selama tidak mengandung doa keselamatan akhirat bagi yang telah wafat. Empati sosial tetap dianjurkan selama tidak menabrak prinsip akidah. Islam mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang penuh kasih, beradab, dan bijaksana dalam setiap keadaan.
Dengan batasan yang jelas dan kalimat yang tepat, kita bisa menjaga akidah sekaligus menebarkan rahmat Islam kepada seluruh umat manusia.